Ada sebuah kisah di jawa tengan. Di hari itu ada seorang lelaki tengah mengengkol vespanya, tetpi motornya tidak bisa hidup dan di berpikir apakah motornya habis bensin dan ia coba menghidupkan motornya dengan distater, dan Alhamdulillah hidup.
Dan ia melihat tangki motornya ternyata minyaknya hampir habis, dan ia berpikir mau langsung ke pengajian di depan sana atau kah mengisi bensin dulu, pikiranny, dan kearah mana di akan berjalan dan akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke pengajian dulu dan habis ngaji baru isi bensin.
www.SantriOne.com
Judul Kecil
www.SantriOne.com
Sesampainya
ia di pengajian dia langsung duduk dan mendengarkan ceramah yang di pimpin oleh
ustad dan ustad pun cerah tentang sedekah yang berbunyi “tidak akan kurang
harta karena sedekah, bahkan ia akan bertambah bahkan bertambah lebih banyak
lagi.”
Setelah menerangkan tentang keutaaman
sedekah, sang kyai mengajak hadirin untuk bersedekah, lelaki yang membawa vespa
itu ingin bersedekah juga, tetapi uangnya tinggal sepulu ribu untuk membeli
bensin nanti.
Dan setan pun mulai membisikan kepda
lelaki itu “ itu uang untuk membeli bensin. Kalo kamu pakai sedekah, kamu tidak
akan bisa membeli bensin dan motormu akan mogok kamu mau mendorongnya”.
Sempat ragu sesaat, namun lelaki itu
kemudian menyempurnakan niatnya. “Uang ini sudah terlanjur tercabut, masa
dimasukkan lagi? Kalaupun harus mendorong motor, tidak masalah!”
Pengajian pun selesai. Lelaki itu pun
pulang. Di tengah jalan, sekitar 200 meter dari tempat pengajian vespanya
berhenti. Bensin benar-benar habis. Dan ia pun sempat kebingungan mencari
pertolongan Syetan pun mulai berbisik lagi “Nah, benar kan. Kalo kamu tadi
tidak sedekah, kamu bisa beli bensin dan tidak perlu mendorong motor,”
Tapi subhanallah, orang ini hebat.
“Mungkin emang sudah waktunya ndorong.” Meski demikian, matanya berkaca-kaca,
“Enggak enak jadi orang susah, baru sedekah sepulu ribu saja sudah dorong
motor.”
Dan
hanya Baru sepuluh langkah ia mendorong motor, tiba-tiba sebuah mobil kijang
berhenti setelah mendahuluinya. Kijang itu kemudian mundur.
“Kenapa, Mas, motornya didorong?” tanya
pengemudi Kijang, yang ternyata teman lamanya.
“Bensinnya habis,” jawab lelaki itu.
“Yo wis, minggir saja. Vespanya diparkir.
Ayo ikut aku, kita beli bensin.”
Sesampainya di pom bensin, temannya
membeli air minum botol. Setelah airnya diminum, botolnya diisi bensin. Satu
liter. Subhanallah, sedekah lelaki itu kini dikembalikan Allah dua kali lipat.
“Kamu beruntung ya” kata sang teman
kepada lelaki itu, begitu keduanya kembali naik Kijang.
“Untung apaan?”
“Kita menikah di tahun yang sama, tapi
sampeyan sudah punya 3 anak, saya belum”
“Saya pikir situ yang untung. Situ punya
Kijang, saya Cuma punya vespa”
“Hmm.. mau, anak ditukar Kijang?”
Mereka kan ngobrol banyak, tentang
kesusahan masing-masing. Rupanya, sang teman lama itu simpati dengan kondisi si
pemilik vespa.
Begitu sampai… “Mas, saya enggak turun
ya,” kata pemiliki Kijang. Lalu ia menerogoh kantongnya mengeluarkan sebuah
amplop.
“Mas, titip ya, bilang ke istrimu, doakan
kami supaya punya anak seperti sampeyan. Jangan dilihat di sini isinya, saya
juga belum tahu isinya berapa,” bonus dari perusahaan itu memang belum
dibukanya.
Sesampainya di rumah. Betapa terkejutnya lelaki
pemilik Vespa itu. Amplop pemberian temannya itu isinya satu juta rupiah.
Seribu kali lipat dari sedekah yang baru saja dikeluarkannya.
Sungguh benar firman Allah, “Perumpamaan
(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan
Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada
tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia
kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al
Baqarah : 261).
0 Komentar